Di peti kayu berhiaskan ornamen indah inilah 9 pemimpin dunia diawetkan tubuhnya dan masih tetap utuh abadi tanpa mengalami kerusakan pada jenazah mereka, meskipun kematian sudah berlangsung puluhan hingga ratusan tahun lamanya. Tubuh mereka yang terbujur kaku sengaja dibiarkan terlihat dari balik kaca transparan, agar para generasi penerusnya selalu mengingat perjuangan dan pengorbanan mereka semasih hidup.
1. Mayat Vladimir Lenin
Tanggal 21 Januari 1924 menjadi hari berkabung nasional bagi Rakyat Uni Soviet atas kematian Vladimir Lenin sang revolusioner komunis. Proses mumifikasi tubuh Vladimir Lenin awalnya tak pernah direncanakan sama sekali.
Namun karena sedang memasuki musim dingin ekstrim, tubuh Vladimir Lenin bisa tetap awet secara alami tanpa mengalami pembusukan. Sehingga lebih dari 2 bulan lamanya, rakyat yang mencintainya masih bisa memberikan penghormatan terakhir kepada sang pemimpin.
Entah ide pejabat tinggi soviet siapa yang menyarankan agar jasad Vladimir Lenin sekalian saja di awetkan. Hingga Vladimir Vorobiev seorang ahli anatomi tubuh dan Boris Zbarsky ahli biokimia melakukan teknik pembalseman pada tubuh Vladimir Lenin. Sampai hari ini pun rakyat Rusia masih tetap memperingati hari ulang tahun Lenin, bapak revolusioner mereka.
2. Kim II Sung
Meninggal dunia akibat serangan jantung pada usia 82 tahun, Kim II Sung sebagai tokoh penting dunia berhaluan komunis juga diabadikan jenazahnya seperti Lenin.
Jasad sang pemimpin besar Korea Utara yang dijuluki sebagai presiden abadi itu kemudian dilakukan proses pembalseman dan disemayamkan dalam peti kaca, dan boleh dilihat oleh publik yang berkunjung ke Istana Matahari Kumsusan di Pyongyang.
3. Evita Peron
Ganasnya penyakit kanker tak mampu menghentikan kharismatik dari Evita Peron, sang Ibu Negara Argentina yang dikenal ‘dekat’ dengan rakyatnya. Hingga rakyat meminta agar jasad istri presiden Juan Peron itu diawetkan jenazahnya dan bisa dikenang sepanjang hidup oleh rakyat Argentina.
Lebih dari 2 tahun lamanya rakyat memberikan salam penghormatan kepada jenazah Evita Peron. Tapi mirisnya di bulan April 1955 terjadi kudeta besar-besaran yang menentang pemerintahan Presiden Peron. Tak hanya melakukan makar, kelompok ekstrimis juga merampok jenazah Evita Peron dan sejak itu muminya seakan hilang ditelan bumi.
Berhasil ditemukan pada 16 tahun kemudian, dengan kondisi jenazah yang tidak utuh lagi yakni tulang rahang bengkok, kulit wajah hancur serta jumlah jari-jari kaki yang hilang. Dan fakta baru terungkap kalau hilangnya mayat Evita Peron selama 16 tahun itu ternyata sengaja disembunyikan oleh rezim pemerintah ditaktor agar rakyat tidak lagi mencintai Evita Paron.
Hingga di tahun 1973, saat Juan Peron kembali menjadi Presiden Argentina jenazah mendiang istrinya tersebut berhasil diselamatkan dan akhirnya di kuburkan dengan layak di pemakaman keluarga La Recoleta.
4. Ho Chi Minh
Ho Chi Minh atau nama lainnya Nguyễn Sinh Cung, dirinya adalah sang Revolusioner sejati Vietnam dan sangat dicintai oleh rakyatnya. Begitu akrabnya rakyat kepada Ho Chi Minh sampai mereka memanggilanya dengan sebutan Paman Ho. Dirinya wafat pada tanggal 2 September 1969 di usianya yang ke 79 tahun akibat serangan jantung.
Tubuhnya masih utuh abadi tanpa mengalami kerusakan meskipun jenazahnya sudah dibalsem puluhan tahun lampau. Disimpan dan di ziarahi oleh rakyat Vietnam maupun turis mancanegara di Mausoleum Ho Chi Minh, di Lapangan Ba Dinh, Hanoi.
5. Mao Zedong
Sang pemimpin dan pendiri negara Republik Rakyat China (RRC) yang lahir dari keluarga petani miskin. Mao Zedong merupakan tokoh sejarah paling penting dalam pergantian Dinasti Kekaisaran China menjadi Republik setelah mengambil ahli kekuasaan terhadap sang Kaisar China Xuantong yang terakhir (The Last Emperor).
Meski dirinya pernah berpesan kalau nanti ia mati ingin dikremasi dan bukan diawetkan, tapi endingnya jenazah pemimpin besar China Modern ini diawetkan juga pada tanggal 9 September 1976.
6. Ferdinand Edralín Marcos
Sang pemimpin diktator yang haus akan kekuasaan, lebih dari 26 tahun dirinya menjabat sebagai Presiden Filipina. Banyak yang mengkait-kaitkan kepemimpinan Ferdinand Marcos persis seperti zaman tirani orde baru di Indonesia.
Hingga pemerintahannya runtuh setelah timbul revolusi EDSA pimpinan Corazon Aquino, janda Benigno Aquino. Ferdinand Marcos bersama istrinya melarikan diri ke Honolulu, Hawaii, 3 tahun di tempat persembunyian akhirnya Ferdinand Marcos meninggal dunia akibat penyakit komplikasi paru-paru becek, kelainan ginjal dan jantung.
Oleh sang istri Imelda Marcos, mayatnya di mumifikasi dan disimpan di ruang bawah tanah dalam sebuah ruangan rahasia kemudian baru pada tahun 1993 Pemerintah Filipina memperbolehkan jasadnya dipulangkan ke tanah kelahirannya.
7. Joseph Stalin
Tak seberuntung nasib pendahulunya Vladimir Lenin, dibalik kematian Pemimpin Uni Soviet Joseph Stalin akibat penyakit stroke, rumor mengatakan kalau sebenarnyya Josef Stalin meninggal dunia akibat di beri racun tikus warfarin oleh kelompotan Lavrenti Beria yang berkhianat kepada musuh-musuh politiknya.
Meninggal pada tanggal 5 maret 1953 di usianya yang ke 74 tahun. 4 hari kemudian jasad Joseph Stalin diawetkan dan ditaruh disebelah jenazah Vladimir Lenin di Mausoleum Lenin sampai 31 Okteber 1961.
Namun dikemudian hari jenazahnya dikubur di tembok Kremlin atas perintah Nikita Krushcev yang bertujuan agar rakyat Uni Soviet yang mengaguminya perlahan-lahan dapat melupakan, karena terbukti Nikita Krushcev tidak hanya memindahkan jasad Stalin untuk dikubur, tapi semua nama tempat dan jalan raya yang memakai nama ‘Stalin’ dirubah total seperti Stalinabad berganti jadi Dushanbe kemudian Stalingrad menjadi Volgograd.
8. Kim Jong il
Akibat terlalu semangat memberikan arahan kepada pasukannya, hingga Kim Jong il sang Pemimpin besar korea utara meninggal dunia akibat kelelahan fisik pada 17 Desember 2011.
Dan untuk menghormatinya jasa-jasa besarnya kepada negara, anaknya Kim Jong Un yang menjadi penerus Kim Jong il memerintahkan untuk mengawetkan tubuh serta meletakkannya di ruang instalasi Mausoleum Istana Kumsusan, Pyongyang, bersampingan dengan peti mayat kaca Kim Il Sung, ayahnya yang tak lain adalah kakek dari Kim Jong un.
9. Hugo Chavez
Perjuangan Hugo Chavez sang Presiden Venezuela melawan penyakit kanker harus terhenti di tahun ke dua setelah tubuhnya tak mampu lagi bertahan hidup. Pengabdiannya yang begitu besar kepada tanah airnya, karena semasa kepemimpinannya sudah terjadi peningkatan anggaran kesehatan serta pendidikan, dan dirinya juga mampu mengurangi angka kemiskinan rakyat yang sangat drastis.
Hingga wakil presiden Nicolas Maduro menyarankan agar jenazah Hugo Chaved diawetkan saja serta dipamerkan dalam peti kaca di Museum Revolusi yang berjarak sangat dekat dengan Istana Kepresidenan Miraflores, hal ini dimaksudkan agar para generasi penerus Venezuela dapat mengenang kebaikan dan perjuangan sang pemimpin besar negara mereka Hugo Chavez.
No comments:
Post a Comment